Blog

Joe's Food Blog













Air Terjun Binangun Watu Jadah  berada di di lereng Pegunungan Lawu Selatan.   Ada dua air terjun di wilayah itu dan salah satunya merupakan air terjun yang tinggi yang dinamakan Watu Jadah.  Saat ini, masih banyak orang yang belum mengetahui keberadaan air terjun itu. Bahkan warga sekitar pun masih ada yang belum mengetahuinya.
Nama air terjun Watu Jadah berasal dari formasi bebatuan di sekitar air terjun yang berupa lempengan batu berbentuk kotak dan saling bertumpuk seperti jadah atau makanan yang terbuat dari ketan. Uniknya, air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 40 m dengan tiga alliran terjunan air.
Selain Air Terjun Watu Jadah tak jauh dari lokasi ini terdapat pula air terjun lain dengan nama Air Terjun Sendang Pelangi.  Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 m dengan dinding bebatuannya yang berwarna warni seperti pelangi.

 aliran air terjun itu juga dapat diatur menjadi satu jalur atau dua jalur. Caranya dengan membuat bendungan di aliran sungai di atas air terjun. Ini biasa dilakukan warga yang sering berkunjung di tempat itu.
aklumi, soalnya untuk menuju ke lokasi tersebut membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan berjalan kaki. Memang cukup asyik sebenarnya, karena di sepanjang perjalanan, orang bisa menikmati hamparan sawah yang berjajar di lereng pegunungan dan suara gemericik air sungai yang menemani sepanjang perjalanan. Hamparan sawah itu berdampingan dengan area pemakaman. Selanjutnya, untuk menuju air terjun tersebut harus melewati sungai kecil. Pepohonan rindang, jalan yang masih sempit dan naik turun di tepi sungai menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung. Di air terjun pertama, ada tiga kubangan air yang tidak terlalu dalam sehingga bisa untuk berendam. 
Dusun Grenjeng Desa Girimulyo Kecamatan Jatipurno terdapat potensi wisata alam yang tersembunyi. Adalah wisata air terjun di bawah kaki pegunungan Lawu Selatan. Di sana terdapat dua air terjun yang jaraknya berdekatan. Kedua nama wisata air terjun itu yaitu air terjun Watu Jadah dan air terjun Binangun.
Untuk bisa menikmati air terjun di sana tidak mudah. Sebab selain jaraknya cukup jauh dari Kota Kabupaten Wonogiri, yang diperkirakan harus menempuh jarak sejauh 60 km ke arah Timur dari Wonogiri Kota, juga belum ada akses jalan kendaraan bermotor (Kbm) menuju ke lokasi itu. Kbm hanya bisa ditempuh sampai di Dusun Grenjeng. Selanjutnya harus menempuh jalan kaki.
“Dengan jalan kakipun baru bisa dilalui melalui jalan setapak yang baru dibuka,” tutur Camat Jatipurno Agus Tarmanto ditemani Sekdes Girimulyo, Sugito. Praktis karena factor sarana transportasi dan publiksi yang minim, maka dua lokasi wisata air terjun itu tidak terkenal. Jangankan warga tetangga, penduduk setempat saja, banyak yang tidak mengetahui, keculi diceritai orang yang pernah kesana.
Jika mau ke sana dalam waktu dekat ini, maka untuk sampai ke lokasi air terjun harus mau berjalan kaki selama kurang lebih satu jam dengan berjalan normal atau santai. Sebab akses ke sana baru akan dibuka awal pecan ini, rencananya Jumat (6/1/12). Namun tidak rugi bagi peminat wisata alam jik kesana dengan berjalan kaki.
Pasalnya pemandangan sepanjang jalan menuju ke lokasi air terjun menyuguhkan kesegaran alami. Antara alin pemandangan pepohonan yang rindang dan hijau, susana yang sejuk, tanaman pepohonan pinus, cengkeh, durian, kelapa, kakau dan tanaman padi sawah serta tanaman lainnya. Harapannya, jika jalan menuju ke sana telah dibuka maka akan mempermudah akses terutama motor.
Alunan suara burung dan belalang jengkerik saling bersautan berebut dengan irama air sungai untuk mencuri perhatian kesunyian. Sepanjang perjalanan, tampak warga setempat sibuk bertani dan merumput, itu artinya menunjukan wilayah setempat cukup banyak ditempati penduduk. Susana perjalanan melalui anak sungai Watu Jadah adalah pijatan kerikil kecil sepanjang sungai dangkal, sejuk dan jernih.
Jika perjalanan sudah menempuh waktu sekitar 40 menit, maka akan tampk air terjun pertama. Inilah air terjun Binangun, setinggi 10-an meter dan 25 meteran. Di atasnya terdapat tiga kubangan air yang dangkal. Disini pengunjung bisa berendam sembari merasakan tekanan aliran air. Bebatuan besar-besar menjadi pemandangan disertai rerimbunan pepohonan.
Pengunjung masih harus berjalan lagi selama 20 menit untuk sampai ke air terjun Watu Jadah.
Jika dilihat sepintar, air terjun ini tampak seperti air terjun lainnya. Akan tetapi jika diperhatikan seksama maka akan ditemukan keunikan dari air terjun Watu Jadah ini. Lempengan bebatuan bertumpuk dengan garis kemiringan 65-90 derajat diibaratkan seperti jadah (makanan berbahan ketan).
Menariknya lagi, aliran air terjun ini bisa disesuikan keingingn. Pengunjung bisa mengatur air terjun sendiri sesuai selera. “Aliran airnya bisa disetel sesuai keingingan, mau yang lebar atau yang kecil. Caranya sederhana, tinggal ke atas membendung sungai diatasnya. Warga yang biasa kesini mesti sering memainkan bendungan diatasnya,” katanya.
Mau coba kesana, buruan mumpung saat ini sedang musim durian, bisa buat di makan di sana untuk menghangatkan badan seusai kedinginan, atau juga bisa dibawa pulang untuk oleh oleh kelurganya. Bisa juga membawa oleh oleh keripik sukun, singkong atau tales.








 Alas Kethu di Wonogiri ini sebenarnya bukan tempat wisata. Tetapi merupakan sebuah hutan di daerah Kota wonogiri seluas 40 ha yang dijadikan sebagai paru-paru Kota. Alas Kethu Wonogiri banyak ditumbuhi pepohonan yang telah berumur ratusan tahun seperti jati, mahoni dan kayu putih. Konon kabarnya dahulu pada saat pembangunan KEraton Surakarta, salah satu material yang dipapai adalah kayu dari Alas Kethu Wonogiri. Kayu-kayu ini dihanyutkan melalui Bengawan Solo sampai ke Solo. Kita juga bisa menikmati keindahan alamnya dengan melihat pohon-pohon yang ada di dalamnya.

















Museum Karst adalah museum yang berisi koleksi informasi dan contoh batuan kapur (Karst). Musium ini dinilai merupakan museum karst terbesar dan terunik di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Museum karst Dunia ini berada di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro Wonogiri atau berjarak sekitar 38 km dari Kota Wonogiri ke arah selatan. Pengertian Karst berdasarkan Wikipedia adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Karst yang berupa pegunungan kapur ini membentang dari Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Pacitan. Museum Karst dunia dibangun untuk tujuan menyediakan informasi tentang kawasan karst kepada semua pihak untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

















Museum Wayang Kulit adalah sebuah museum yang berlokasi di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jarak dari kota sekitar 15 km dan dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Bupati Begug Poernomosidi yang juga seorang dalang di kabupaten Wonogiri. Museum Wayang Indonesia terletak di dalam kompleks Padepokan Pak Bei Tani M Ng. Prawirowihardjo di kecamatan Wuryantoro kabupaten Wonogiri pada Jalan Raya Wonogiri – Pracimantoro km 13. Diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, pada tanggal 1 September 2004. Museum ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri dan buka tiap hari kerja dari Senin – Sabtu pukul 07.00 – 14.00.
Disebut sebagai Museum Wayang Indonesia karena memiliki koleksi wayang bukan hanya dari daerah Jawa Tengah tetapi juga dari daerah lain di Indonesia yaitu Jawa Barat dan Bali. Jumlah koleksi yang dimiliki sebanyak 200 buah wayang kulit purwa, wayang golek, wayang Bali, wayang klitik, wayang suket (rumput), wayang beber dari Bali, topeng, dan bakalan wayang.
Di museum ini terdapat juga lukisan Semar terkecil berukuran 3 X 3 cm buatan Ki Djoko Sutedjo yang mendapatkan penghargaan dari MURI pada bulan Agustus 1998. Beberapa koleksi merupakan hibah dari Bapak H. Begug Poernomosidi (Bupati Wonogiri) antara lain wayang Semar buatan tahun 1716 dari Batu (Wonogiri) yang sekaligus juga merupakan koleksi tertua dari Museum Wayang Indonesia ini. Wayang Semar ini dahulu dipakai untuk pengruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno pada masa kerajaan Kartasuro. Ada juga wayang Limbuk dan Cangik yang selalu dipakai Bapak Begug waktu ikut mendalang sebagai alat berkomunikasi dengan warga.

Mau lihat sedikit di dalamnya?



















Goa Putri Kencono terdapat di Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro Wonogiri atau berjarak 40 km dari Kota Wonogiri.
Keunikan dari Goa Putri Kencono ini adalah goa tersebut mempunyai keindahan yang sangat bagus serta menari karena mempunyai luas  sekitar kurang lebih 1.000 m2 dan tembus pada bukit yang ada di sebaliknya bukit. lho, sobat traveler.
Selain luas, goa ini juga memiliki kelebihan berupa keindahan stalagtit dan stalagmit yang tiada duanya. Bila sobat traveler berangkat dari daerah Pracimantoro, lebih dekat lagi untuk mencapai tempat tujuan. Sebab, jarak antara Goa Putri Kencana dengan Kecamatan Pracimantoro kurang lebih hanya 9 km.











Wisata Spiritual ini biasanya digunakan oleh warga masyarakat untuk nenepi dan tirakat. Dalam adat Jawa tirakat ini biasanya untuk meraih suatu tujuan. Wisata Spiritual Kahyangan terdapat di Kecamatan Tirtomoyo wonogiri. Menurut warga sekitar, kahyangan merupakan tempat dimana pendiri kerajaan Mataram Sutowijoyo melakukan tirakat. Dalam tirakatnya ini Sutowijoyo dapat berkomunikasi dengan Ratu Kidul dan melakukan perjajian untuk membangun Kerajaan Mataram. Dalam sejarah memang Kerajaan Mataram ini akhirnya dapat menguasai tanah Jawa dan menjadi salah satu kerajaan yang disegani di nusantara. 





Wonogiri kaya akan wisata ritual, karena menurut sejarahnya wonogiri didirikan oleh RM. Said (Pangeran Sambernyowo/Mangkunegoro I)
Salah satu petilasan RM.Said adalah Dlepih/Khayangan yang terletak di Kecamatan Tirtomoyo kurang lebih 25 Km arak ke selatan Kota Wonogiri, sebagai wisata ritual banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
 















 Gantole dan paralayang merupakan salah satu olahraga yang cukup menantang sehingga diperlukan nyali yang tinggi. Di Kabupaten Wonogiri juga terdapat tempat khusus yang dapat digunakan untuk olahraga gantole ini. Tempat ini berada di bukit Desa Sendang. Arena papan luncur ini sudah biasa digunakan oleh atlet gantole dan paralayang tingkat jawa Tengah. Ada 2 tingkat ketinggian, yaitu 200 meter dan 400 meter. Bagi anda yang ingin mencoba olahraga ini dapat langsung datang ke Wonogiri.
Kita juga bisa melihat pemandangan Waduk Gajah Mungkur yang memanjakan mata dari atas sini.


Previous PostOlder Posts Home